Selasa, 13 April 2010

Kerugian "Fraud" Kartu Kredit dan ATM Capai Rp 16,5 M

JAKARTA, KOMPAS.com — Dampak fraud alias penipuan atau kecurangan terhadap kartu kredit dan ATM/debet mencapai Rp 16,5 miliar. Berdasarkan data Bank Indonesia per akhir Januari 2010, fraud kartu kredit saja sebesar Rp 4,4 miliar dalam sebulan.

Menurut Aribowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI, sisanya sejumlah Rp 12,1 miliar merupakan kerugian fraud kartu ATM/debet per tanggal 12 Februari 2010. "Dari jumlah kerugian fraud kartu ATM, Rp 11,5 miliar telah dibayarkan sebagai ganti rugi kepada nasabah, sedangkan Rp 510 juta belum dibayarkan karena masih menunggu proses investigasi oleh bank yang bersangkutan," katanya pekan lalu.

Khusus kartu kredit, lanjut Aribowo, terdapat 882 kasus yang dilaporkan oleh bank selama bulan Januari atau mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Sayang, Aribowo tak bisa menyebut jumlah fraud bulan-bulan sebelumnya.

Namun, dia menjelaskan, jenis fraud yang umumnya terjadi pada kartu kredit adalah pemalsuan kartu. "Jika implementasi chip sudah berjalan, fraud yang menjadi fokus perhatian adalah fraud bersifat operasional atau fraud yang memanfaatkan kelemahan kontrol internal, prosedur, atau sistem yang digunakan," tuturnya.

Perlu diketahui, per Januari 2010, jumlah kartu kredit mencapai 12,1 juta kartu. Total transaksi kartu kredit sebesar 14,9 juta transaksi dengan nilai Rp 11,6 triliun.

"Fraud" ATM

Jumlah kartu ATM pada bulan Januari 2010 mencapai 3,57 juta unit dengan jumlah dan nilai transaksi masing-masing sebesar 56,01 juta transaksi senilai Rp 31,69 triliun. Jika dibandingkan awal 2009, jumlah ini meningkat 35,13 persen atau bertambah 1,13 juta dari 2,52 juta kartu.

Sementara itu, jumlah kartu debet tumbuh 2,02 persen dari 40,25 juta per Januari 2009 menjadi 41,20 juta kartu pada Januari 2010. Jumlah transaksi per Januari 2010 1.640 juta transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 1.914 triliun.

Berdasarkan laporan bulanan kepada BI dan hasil klarifikasi, fraud pada kartu ATM/debet terjadi pada pembobolan rekening ATM dengan menggunakan skimming. Fraud ini terjadi pada 10 bank penerbit dengan total jumlah kerugian sebesar 739 transaksi senilai Rp 12,1 miliar.

Berdasarkan data BI per bulan Januari 2010 saja, ada 966 kasus fraud dengan kerugian mencapai Rp 1,47 miliar. "Kerugian terbesar disebabkan oleh kartu palsu dan kartu hilang atau dicuri," imbuh Aribowo.

Kata Aribowo, langkah-langkah yang telah dilakukan seluruh penerbit kartu ATM/debet, antara lain, pemasangan anti-skimmer dan edukasi kepada nasabah mengenai cara aman bertransaksi di mesin ATM.

Selain itu, penerbit juga telah memasang PIN cover alias penghalang tombol angka pada ATM untuk menghindari terjadinya pencurian data PIN atau personal identification number. "Para penerbit pada dasarnya juga telah meningkatkan pengamanan dan monitoring seluruh transaksi di mesin ATM," ungkap Aribowo. (Andri Indradie/Kontan)

Tidak ada komentar: